Selasa, 03 Maret 2009

Nyeri Pinggang, Pinggul, dan Lutut pada Usia Lanjut



Selasa, 3 Maret 2009 | 06:09 WIB

Nyeri pinggang, pinggul, dan lutut sering dialami orang-orang lanjut usia. Nyeri adalah sensasi personal yang tidak menyenangkan.

Pinggang, lutut (dengkul), dan pinggul yang paling sering dikeluhkan karena merupakan sendi gerak yang menerima beban berat badan sehingga orang gemuk lebih mudah mengalami gangguan ini daripada orang kurus.

”Pasien baru datang ke dokter ortopedi setelah keadaan menjadi parah, biasanya setelah mereka pergi ke sinse, dukun urut, ahli patah tulang, atau dokter nonortopedi, baru kemudian mereka datang ke dokter ortopedi,” kata dr Franky Hartono SpOT dari Rumah Sakit Siloam, Kebon Jeruk, Jakarta, akhir pekan lalu.

Sekitar 80 persen populasi dunia pernah mengalami pinggang kecethit. Pinggang kecethit ini sering kali jadi penyebab utama orang tidak bekerja.

Di Inggris dengan populasi 49 juta jiwa, 66.000 orang dirawat di RS setiap tahunnya. Dengan kata lain ada sekitar 5.500 orang dirawat di RS setiap bulan karena pinggang kecethit.

Pinggang kecethit bisa terkena pada orang-orang yang berusia 45-65 tahun, pada mereka yang tingkat pendidikannya rendah, pekerja berat (bertani/buruh bangunan), dan mereka yang pernah mengalami cedera berat.

”Mengangkat beban berat dengan posisi pinggang yang salah bisa menyebabkan pinggang kecethit. Apa yang kita lakukan pada masa muda akan berakibat pada masa tua,” Franky mengingatkan.

Sementara itu, lutut atau dengkul kopong biasanya identik dengan rematik, keropos, pengapuran, nyeri, kaku, berat, tak enak sehingga timbul rasa tidak kuat jalan, cepat capai, tidak bisa jongkok, dan mudah jatuh.

”Ini menyebabkan rasa sakit, keterbatasan gerak, dan ketergantungan kepada orang lain yang nantinya bisa berujung pada timbulnya depresi,” kata Franky.

Ny Nesy, seorang ibu yang berusia 75 tahun, mengalami nyeri di lutut dan takut menjalani operasi. Menurut Franky, berat badan Ny Nesy harus dikurangi supaya tidak timbul rasa nyeri di lutut. ”Dia harus mengurangi berat badan dan latihan otot,” kata Franky. Linda juga mengalami nyeri di lutut hingga bengkak. ”Kayaknya dengkul saya enggak beres dan sering kali nyeri datang dengan tiba-tiba,” katanya.

Agak sulit bagi dokter untuk mengetahui apa penyebabnya karena harus dilakukan pemeriksaan darah dan rontgen. Penyebab utama dengkul atau lutut nyeri atau kopong biasanya osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan cedera.

”Lutut berbunyi kretek-kretek karena celah tulang di lutut makin sempit. Bisa jadi dengkul kopong karena tulang rawannya habis. Jika di MRI (magnetic resonance imaging), kita bisa mengetahui masalahnya apa. Namun, biayanya tentu besar,” kata Franky.

Jika sudah tidak ada jalan untuk penyembuhan, Franky menyarankan dilakukan operasi total knee replacement karena kalau tulang rawan robek tidak akan bisa sembuh dengan sendirinya.

Arthroplasty bisa dilakukan, yaitu mengganti lapisan dengkul yang aus dan bengkok dengan sendi buatan sehingga menjadi lurus kembali. Tentu saja biayanya juga besar,” ujar Franky. Oleh karena itu, jauh lebih baik kita menjaga lutut kita dengan membiasakan diri bersikap tubuh benar. (LOK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar